Bersikap ramah dan hangat itu perlu. Sebuah jabat tangan, pelukan, ciuman, dan sikap penuh perhatian penting untuk menyatakan kasih. Namun, pastikan kita melakukannya dengan tulus. Tanpa kamuflase. Sebab jika kita memakainya sekadar untuk menjaga "topeng kerohanian" kita, orang akan merasa ditipu dan dikhianati. Tidak jauh beda dengan ciuman Yudas!

Jumat, 15 Januari 2010

sebuah kisah lama

kamu : (datang dengan wajah bimbang)
aku : gimana latiannya?
kamu : gak tau..
aku : loh.. tadi latihan nggak??
kamu : ya latihan laahh..
aku : tu latihan buat acara kapan thoo???
kamu : nggak tahu
aku : buset dah.. dari tadi gak tau terus..
kamu : emang lom tau, yang penting latihan dulu
aku : (berpikir) ya baguslah, makin diasah makin tajam, terus penanggungjawab nya siapa?
kamu : 'ndak tau juga, aku cuman diajak kok..
aku : terus kalo diajak nggak mencari info tentang apa yang kamu ikutin?
kamu : ya belom aja..
aku : kalo boleh kasih saran, setiap kegiatan itu harus jelas misi, visi dan motivasinya.. jangan apa-apa nggak tau gini.
kamu : biarin ajalah..

aku sedikit gemas plus dongkol dengan sikap dan jawabanya ini,
aku bergegas menuju dapur untuk mencuci beberapa piring.
sembari mencuci perasaanku makin gemas mengarah pada rasa dongkol

kamu datang dengan bersenandung..
kamu : mas.. untuk kegiatan itu, kita satu team harus menyiapkan dana. enaknya gimana ya?? soalnya aku yang diminta mencari sponsor.
aku : gimana aku mau kasih saran, informasi darimu aja cuman 'tidak tau, entah, biarin aja' terus aku mau ngomong apa?

selama aku ngomong ternyata kamu sms-an.
aku mulai dongkol.

aku : udah dibicarakan nanti, dah sana liat tv dulu, aku mau beresin ini (cuci piring)

kamu melenggang menuju ruang tv,
beberapa saat kemudian kamu bersenandung mengikuti irama lagu, tetapi makin lama makin keras dan cenderung berteriak

rasa dongkolku memuncak,
PRAAAAANGGGG.... sebuah piring aku lempar hingga berkeping-keping

kamu datang menghampiri dengan wajah bingung dan takut
kamu : ada apa mas?
aku : nggak papa..
kamu : kok piringnya bisa jadi gini
aku : tau piring pecah gitu ditanya...!!
kamu : ditanyain baik-baik kok jawabnya gitu???
aku : apa dari tadi aku nggak tanya baik-baik??? apa jawabanmu ?? 'nggak tau, entah, biarin aja' sekarang ngerti rasanya dijawab seperti itu???

kedua matamu berkaca-kaca, kamu takut menatapku
kamu pun berlari ke ruang tv dengan menangis...
akupun menghampiri

aku : maaf kalo aku kasar.
kamu : aku lagi bingung sekali.. (sambil menangis)

hingga saat ini peristiwa ini menjadi momok, tidak terlupakan

1 komentar: